Selasa, 03 April 2012

Makalah Perkembangan Peserta Didik

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
          Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus mengerti perkembangan dan pertumbuhan anak, psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu.
Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan.

2. Rumusan Masalah
·         Bagaimana perkembangan moral pada masa kanak-kanak ?
·         Minat apa saja yang muncul pada awal masa kanak-kanak ?
·         Bagaimana penggolongan peran seksnya ?
·         Bagaimana perkembangan atau ciri-ciri akhir masa kanak-kanak ?
·         Bagaimana tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak ?
·         Perkembangan fisik apa saja yang terjadi pada akhir masa kanak-kanak

3. Tujuan
            Untuk lebih mengetahui bagaimana perkembangan moral pada masa kanak-kanak, minat pada awal masa kanak-kanak, penggolongan peran seks, perkembangan akhir masa kanak-kanak (ciri akhir masa kanak-kanak), tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak, serta perkembangan fisik pada akhir masa kanak-kanak.




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Perkembangan Moral pada Masa Kanak-Kanak

      Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-prinsip abstrak tentang benar atau salah. Ia juga tidak mempunyai dorongan untuk mengikuti peraturan-peraturan karena tidak mengerti manfaatnya sebagai anggota kelompok sosial.
            Maka anak-anak harus belajar berperilaku moral dalam berbagai situasi yang khusus. Karena mereka hanya bisa belajar bertindak tanpa mengetahui mengapa. Dan karena ingatan anak-anak cenderung kurang baik maka perlu belajar bagaimana berperilaku sosial yang baik.
            Awal masa kanak-kanak ditandai dengan apa yang Piaget disebut “moralitas melalui paksaan.” Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan tanpa berpikir atau menilai, dan ia  menganggap orang-orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Ia juga menilai semua perbuatan sebagai benar atau salah berdasarkan pada motivasi yang mendasarinya.
            Kohnberg memperinci dan memperluas tahap-tahap perkembangan moral Piaget dengan memasukkan dua tahapan dari tingkat perkembangan pertama ini yang disebut sebagai “moralitas prakonvensional.” Dalam tahap pertama, anak-anak berorientasi patuh pada hukuman dalam arti ia menilai benar atau salahnya perbuatan berdasarkan akibat-akibat fisik dari perbuatan itu. Kemudian dalam tahap kedua anak-anak menyesuaikan diri dengan harapan sosial agar memperoleh pujian. (Elizabeth B Hurlock,  1990:123)
            Dengan berakhirnya awal masa kanak-kanak, kebiasaan untuk patuh harus dibentuk agar anak-anak mempunyai disiplin yang konsisten. Displin merupakan cara masyarakat mengajarkan kepada anak-anak perilaku moral yang diterima kelompok. Tujuanny adalah memberitahukan kepada anak-anak perilaku mana yang baik dan mana yang tidak baik dan mendorongnya untuk berperilaku sesuai dengan norma.
            Ada tiga unsur penting dalam disiplin yaitu peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai pedoman untuk penilaian yang baik, hukuman bagi pelanggaran peraturan dan hukum dan hadiah untuk perilaku sosial yang baik. Jenis disiplin yang digunakan pada awal masa kanak-kanak ada tiga yaitu disiplin otoriter, disiplin yang lemah, displin demokratis. Pengaruh disiplin yang diharapkan pada anak-anak yaitu pengaruh perilaku, pengaruh sikap, pengaruh pada kepribadian. (Elizabeth B Hurlock,  1990:126)


2.      Minat pada Awal Masa Kanak-Kanak

Ada beberapa minat yang berlaku umum pada anak-anak yaitu minat pada agama, tubuh manusia, diri sendiri, seks, dan pakaian.
a)      Minat pada Agama
      Sebagian besar keyakinan agama tidak berarti bagi anak-anak meskipun mereka menunjukkan minat dalam ibadah agama. Tetapi karena anak-anak sering dijelaskan mengenai kelahiran, kematian, pertumbuhan dan unsur-unsurnya, maka keinginan tahu tentang agama menjadi besar. Konsep anak-anak mengenai agama adalah realistik, mereka mengartikan apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahui. Dan minat mereka pada agama bersifat egosentris.
b)      Minat pada Tubuh Manusia
      Kebanyakan anak menunjukkan minat besar pada bagian dalam tubuhnya dan ingin mngetahui dimana letak organ tdalam tubuhnya, dan anak juga ingin mengetahui tentang pembuangan dan dari mana asal kotoran itu. Anak-anak menyatakan minatnya pada tubuh dengan memberikan komentar tentang berbagai bagian tubuh dan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kalau ia belum puas, maka ia akan memeriksa bagian tubuhnya dan tubuh teman-teman bermainnya. Minat anak terhadap tubuhnya bersifat obyektif, ia ingin tahu mngenai tubuhnya tapi keingintahuannya tidak bersifat pribadi.
c)      Minat terhadap Diri Sendiri
      Anak menunjukkan minat pada dirinya sendiri melalui banyak cara. Yang paling sering adalah dengan mengamati dirinya melalui kaca, meneliti bagian-bagian tubuh dan pakaiannya, mengajukan pertanyaan tentang dirinya, membandingkan milik dan prestasinya dengan milik dan prestasi temannya, membanggakan milik dan prestasinya atau mengganggu untuk menarik perhatian.
d)     Minat terhadap Seks
      Banyak anak memperlihatkan minat mereka terhadap seks dengan membicarakannya dengan teman-teman bermain kalau tidak ada orang dewasa, dengan melihat gamabar-gambar pria dan wanita yang berpose merangsang.

e)      Minat terhadap Pakaian
      Yang menjadi perhatian adalah baru atau tidaknya pakaian, warna atau hiasannya, persamaan dengan teman dan sesuai tidaknya pakaian itu dengan jenis kelamin pemakai.


3.      Penggolongan Peran Seks

            Dalam tahap perkembangan pola ini, anak diharapkan menguasai dua asapek penting dari penggolongan peran seks, yaitu belajar bagaimana melakukan peran seks yang tepat dan menerima kenyataan bahwa ia harus menyesuaikan dengan stereotip peran seks yang disetujui kalau ingin mendapatkan penilaian sosial dan juga penerimaan sosial yangt baik.
            Stereotip peran seks adalah sekumpulan arti yang dihubungkan dengan kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Anak mempelajari stereotip peran seks melalui berbagai cara namun mengikuti pola yang biasa diramalkan. MUla-mula anak belajar bahwa nak laki-laki dan anak perempuan, ada anak prian dan wanita. Pada saat yang bersamaan anak belajar bahwa ia sendiri laki-laki atau perempuan. Kemuadian dipelajari bahwa milik-milik tertentu, seperti pakaian, mainan, buku, dsb sesuai untuk kelompok tertentu dan tidak sesuai untuk kelompok lainnya. Anak menemukan cirri kepribadian tertentu dan pola perilaku diasosiasikan dengan seks yang berlawanan. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak sebagian besar anak sudah dapat mengimbangkan stereotip peran seks dengan cukup baik.


4.      Perkembangan akhir Masa Kanak-Kanak (Ciri akhir masa kanak-kanak)

Beberapa label yang mencerminkan cirri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak yaitu :
·         Label yang digunakan oleh orang tua
     Bagi orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan. Suatu masa di mana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan di mna ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada orang tua mereka sendiri. Maka orang tua memandang periode ini sebagai usia tidak rapi.
·         Label yang digunakan oleh para pendidik
Para pendidik melabelkan akhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Karena pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler. Maka para pendidik memandang periode ini sebagai periode kritis dalam berprestasi.
·         Label yang digunakan oleh ahli psikologi
Bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok. Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Maka ahli psikologi memandang periode ini sebagai periode penyesuaian diri.


5.      Tugas Perkembangan Akhir Masa Kanak-Kanak
Untuk memperoleh tempat di dalam kelompok sosial, anak yang lebih besar harus menyelesaikan berbagai tugas dalam perkembangan. Masyarakat mengharapkan anak menguasai tugas-tugas tersebut pada masa ini.
Penguasaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggungjawab orangtua seperti pada tahun prasekolah. Namun sekarang pengusaan ini juga menjadi tanggungjawab guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggungjawab teman kelompok. Misalnya, pengembangan berbagai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggungjawab guru dan juga orangtua.
Perkembangan sosial pada akhir masa kanak-kanak

Pada saat anak memasuki masa sekolah, maka ia melakukan hubungan yang lebih banyak dengan anak lain, berbeda pada waktu masa prasekolah. Pada waktu masa sekolah, anak memasuki usia ‘gang’, yaitu usia yang pada saat itu kesadaran sosial berkembang dengan pesat. Dalam hal ini anak memasuki tahap menjadi anggota suatu kelompok teman sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Menurut Havighurst ‘kelompok teman sebaya’ didefinisikan sebagai suatu kumpulan yang kurang lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama-sama. Geng pada umumnya adalah kelompok bermain yang terdiri atas anak-anak yang mempunyai minat, dan tujuan yang sama yaitu untuk bersenang-senang.

Ciri-ciri khas Geng Anak, antara lain :
·         Geng di kenal kaena namanya, yang kebanyakan diantaranya di ambil dari nama jalan atau blok tempat tinggal para anggota, atau dari buku komik, dan film populer.
·         Anggota Geng menggunakan isyarat, kata teguran dan kode komunitas rahasia.
·         Geng anak sering menggunakan tanda pengenal, dengan atribut untuk mengenal anggotanya.
·         Aktifitas geng meliputi semua bentuk permainan dan hiburan kelompok, membuat sesuatu, menganaggu oranglain, dll.
Havighurst menyatakan bahwa geng mempunyai empat cara utama dalam membantu anak-anak menjadi pribadi yang mampu bermasyarakat, antara lain :
  • Geng membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang dapat diterima secara social bagi mereka.
  • Geng dapat membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai untuk melengkapi atau mengganti nilai. Orang tua cenderung di terima anak  sebagai “kata hati yang otoriter”.
  • Melalui pengalaman geng anak mempelajari sikap sosial yang pantas, misalnya : cara menyukai orang, serta cara menikmati kehidupan sosial dan aktifitas kelompok.
  • Geng dapat membantu kemandirian pribadi anak dengan memberikan kepuasan emosional dari persahabatan dengan teman sebaya
Kemerosotan dalam hubungan keluarga yang di mulai pada bagian akhir masa bayi terus berlangsung pada akhir masa kanak-kanak, hal ini yang menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak bahagia. Dimana terjadi hubungan baik terhadap anak dan orangtua dan sanak saudara, dan tampaknya anak lebih menyukai pertemuan-pertemuan dalam keluarga. Namun sebenarnya anak lebih senang berhubungan dengan teman-temannya sendiri dan bersikap kritis serta membenci orang tua dan sanak keluarga yang lain.

Pengaruh yang mendalam dari hubungan anak dan keluarga jelas terlihat daam bidang lehidupan sebagai berikut :
  1. Pekerjaan di sekolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga. Hubungan keluarga sehat dapat menimbulkan dorongan untuk berprestasi, sedangkan hubungan keluarga yang tidak sehat dapat memberi efek yang buruk terhadap kemampuan berkonsentrasi anak.
  2. Hubungan keluarga dapat mempengaruhi penyesuaian diri secara social di luar rumah.
  3. Peran yang dimainkan di rumah menentukan peran di luar rumah.
  4. Jenis metode pelatihan anak yang digunakan di rumah mempengaruhi peran anak.
  5. Cita-cita dan prestasi anak di berbagai bidang sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua.
  6. Apakah anak akan bersikap kreatif atau bersikap konformistis dalam perilaku sangat di pengaruhi oleh pelatihan di rumah.
  7. Hubungan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan kepribadian anak-anak. Pendangan anak-anak tentang diri mereka sendiri merupakan cerminan langusng dari apa yang di nilai dan cara mereka di perlakukan oleh anggota-anggota keluarga.
Dengan meluasnya cakrawala sosial pada saat anak masuk sekolah, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Perubahan ini tidak hanya terjadi ada konsep diri, tetapi juga pada sifat-sifat orang lain yang di nilai dan di kagumi dan juga perubahan-perubahan yang terjadi pada sifat anak itu sendiri.

Ø  Konsep diri ideal
Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak mulai mengagumi tokoh-tokoh dalam sejarah, cerita khayal, kemudian anak membentuk konsep diri yang ideal seperti tokoh yang diinginkannya.

Ø  Mencari Identitas
Anak-anak pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak-kanak dan berminat dalam keanggotaan kelompok, mereka sangat ingin menyesuaikan mulai dari gaya berbicara sampai dengan standar penampilan yang di tetapkan kelompok tersebut. Karena mereka takut kehilangan dukungan dari anggota kelompok, mereka berusaha meniru namun kadang-kadang berlebihan.

Bahaya pada akhir masa kanak-kanak
  • Bahaya fisik
  • Perubahan bentuk tubuh
  • Bentuk tubuh yang tidak sesuai
  • Kecelakaan
  • Ketidakmampuan fisik
  • Rasa canggung
  • Kesederhanaan
Bahaya Psikologi
  • Cemas
  • Emosinya tidak stabil
  • Tidak percaya diri
  • Selalu membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain
Akhir masa kanak-kanak dapat dan harus merupakan periode bahagia dalam rentang kehidupan. Meskipun periode ini bukan masa yang sepenuhnya gembira karena anak di harapkan memikul tambahan tanggung jawab di sekolah dan tambahan di rumah, keberhasilan dalam melaksanakan tanggung jawab ini, terlebih yang dianggap penting oleh orang-orang akan menambah kebahagiaan. Anak memiliki kesempatan yang luas untuk bermain dan untuk memperoleh alat bermain yang dibutuhkan seperti teman-teman sebayanya, kecuali kalau timbul kondisi yang luar biasa.
Anak yang berbahagia pada akhir masa kanak-kanak belum tentu merasa bahagia pada tahap-tahap selanjutnya, tetapi kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagiaan dalam periode ini juga akan menimbulkan kebahagiaan pada periode berikutnya.Sekalipun kebahagiaan yang dialami pda periode ini tidak emnjamin kebahagiaan seumur hidup, tetapi kondisi-kondisi yang menimbulkan kebahagiaann akan terus memberikan kebahagiaan pada tahun-tahun berikutnya, terutama bila tiga faktor kebahagiaan terpenuhi, yaitu penerimaan/dukungan, kasih sayang, dan prestasi.


6.      Perkembangan Fisik pada Akhir Masa Kanak-Kanak

      Akhir masa kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat pertumbuhan berkembang pesat.
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat terjadi, Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak, Kesehatan dan gizi yang baik merupakan factor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, Anak yang diberi imunisasi penyakit selama awal masa kanak-kanak tumbuh lebih besa, Ketegangan emosional juga mempengaruhi pertumbuhan fisik. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun sebelumnya hampir tidak tampak menonjol dalam akhir masa kanak-kanak
      Jadi, pertumbuhan fisik yang menonjol pada perkembangan fisik akhir masa kanak-kanak antara lain Tinggi, Berat, Perbandinagn tubuh, Kesederhanaan, Perbandingan Otot-lemak, Gigi.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perkembangan pada anak terdiri dari berbagai aspek baik secara fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan.
            Perkembangan yang dibahas diatas terdiri dari perkembangan moral pada masa kanak-kanak, minat pada awal masa kanak-kanak, penggolongan peran seks, perkembangan akhir masa kanak-kanak (ciri akhir masa kanak-kanak), tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak, serta perkembangan fisik pada akhir masa kanak-kanak.




DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga